logo caroline red
menu

Perbedaan Cara Pasang Busi Mobil yang Baru dan Bekas

author-image
Caroline.id | 19 Agu 2019
Share
share-mobil
Detail Article

Sekilas, cara pasang busi mobil terlihat mudah. Namun pada kenyataannya, proses memasukkan busi ke lubang mesin kendaraan tidaklah boleh dilakukan sembarangan. Karena bila pemasangan tidak dilakukan secara benar, dapat bermasalah di kemudian hari.

Pemasangan busi sendiri memiliki tata cara yang setidaknya perlu diketahui oleh pemilik kendaraan, lohh!

Technical Support PT NGK Busi Indonesia, Diko Octaviano mengatakan, dalam memasang busi itu membutuhkan cara tersendiri. Agar dapat mencegah pemasangan komponen yang terlalu kencang dan berdampak pada busi retak atau patah di bagian insulator atau di ulir busi itu sendiri.

"Masyarakat khususnya pemilik kendaraan itu perlu tahu cara pasang busi mobil dengan benar. Caranya pun mudah, langkah awal putar busi pada bagian insulator dengan tangan, setelah busi sudah mengencang dan tidak bisa diputar lagi, kencangkan dengan perkakas kunci busi. Jika busi yang dipasang dalam kondisi baru, putar sekitar 180 derajat hingga 240 derajat saja," beber Diko.

Menurut Diko, perlakuan yang berbeda dilakukan untuk busi yang telah digunakan sebelumnya atau bekas, dan ingin dipakai kembali. Pemasangannya cukup dengan memutarnya 30 derajat saja, atau seperduabelas putaran.

Cara Pasang Busi Mobil Baru

Tidak hanya itu, yang membedakan antara busi baru dan bekas juga nyatanya terlihat. Pemilik kendaraan cukup melihat ring busi saja, dalam kondisi baru kondisinya masih membulat, sementara untuk busi yang sudah pernah digunakan ring busi biasanya sudah pipih.

"Beberapa alasan itu, kenapa busi baru harus dikencangkan dengan jumlah putaran yang lebih besar, jika dibandingkan dengan busi bekas. Agar ringnya menjadi pipih dan menjaga busi bekerja secara maksimal, dampaknya pengapian di ruang mesin pun terjaga dengan baik," papar Diko.

Untuk diketahui, jika pemasangan busi dilakukan tidak sesuai dapat merusak mesin. Dalam kondisi mesin yang berjalan itu dapat menimbulkan panas yang akan membuat material metal yang bergesekan lebih keras dan menjadi berubah. Fatalnya, busi bisa patah saat akan dicabut.

Bila ini terjadi, tentunya si pemilik kendaraan setidaknya harus segera melakukan bubut ulang di bagian lubang busi. Jika hal ini terjadi, tentunya dapat merugikan, bukan? Kesimpulannya, Anda jangan asal mengencangkan baut tanpa memahami seberapa kencang tekanan putaran yang diberikan pada lubang busi.

Baca informasi menarik lainnya dari dunia otomotif hanya di blog CAROLINE.id

AUTHOR
author-image